Monday, December 22, 2014

Entah ini hari keberapa sejak kita terakhir bertemu, Namun terasa seperti selamanya. Sedangkan waktu bersama kamu, seperti durasi selamanya dibagi selamanya lalu diakarkan dengan selamanya. Lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan seokor Hummingbird untuk melancarkan satu kepakan sayap.


Menunggu yang tidak pasti itu melelahkan. Tapi menghadapi dunia yang tidak menentu, denganmu aku ingin terkejut bersama.

Aku terlalu takut kehilangan. Namun kamu meyakinkan, bahwa yang bersama kita saat ini adalah yang dianugerahkan.

Aku bersikeras masa depan bisa direncanakan. Kamu mengingatkanku takdir tak bisa dielakkan. 

Kamu bilang, waktu paling berharga adalah saat ini. Maka bagiku, kamulah yang paling berharga, karena masih bersamaku sampai kini. 

Terima kasih sudah mengajarkanku bahwa mencinta itu berarti juga mengingatkan. Tetaplah saling menggenggam. Dan sekali lagi, mari kita terkejut bersama, menghadapi dunia yang tidak menentu akhirnya… 

Terima kasih sudah menyajikan rasa yang begitu nyaman.

Monday, December 8, 2014

Akhir Long Road

Dikarenakan pemilik blog ini melakukan pergantian laptop, data-data #LongRoad masih ada di laptop lama dan tidak dipindah ke laptop yang baru. Sehingga #LongRoad sepertinya harus diakhiri 1 post lebih cepat dari yang seharusnya.


Endingnya sih, aku di Universitas Brawijaya. Salah satu kampus di Kota Malang. Sudah hampir 1,5 tahun berhabitat di kampus ini. 



Monday, June 2, 2014

Long Road #12 : UMB-PT

UMB-PT (Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi). UMB-PT ini kalau aku bilang mini SBMPTN. Kenapa? Soalnya beda sama ujian mandiri lain, UMB-PT bukan hanya diadakan oleh satu universitas. Ada 13 PTN yang ikut, dan 6 PTS. Ini dia 19 Perguruan Tinggi yang "ikut" UMB-PT.


Daftar PTN :

  1. Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) Banda Aceh
  2. Universitas Malikussaleh (UNIMAL) Lhokseumawe
  3. Universitas negeri Medan (UNIMED) Medan
  4. Universitas Sumatera Utara (USU) Medan
  5. Universitas Jambi (UNJA) Jambi
  6. Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jakarta
  7. Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto
  8. Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang
  9. Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
  10. Universitas Palangka Raya
  11. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Banten
  12. Universitas Boeneo Tarakan (UBT)
  13. Universitas terbuka (UT)

Daftar PTS : 

  1. Universitas Islam Sumatera Utara (UISU)
  2. Universitas Pancasila (UP)
  3. Universitas Bakrie (UB)
  4. Institus Teknologi Indonesia (ITI)
  5. Universitas Gunadarma (UG)
  6. Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS)

Itu dia 19 Perguruan Tinggi yang bisa dipilih ketika mengikuti UMB-PT. Setelah nulis ini, aku bingung apalagi yang mau di-share. Setelah buka-buka data cari kuliah, eh softcopy data UMB-PT masih ada, yauda aku share. Monggo dilihat, ini bukti pra registrasi tahun 2013.



Nah, setelah bayar sejumlah itu di ATM atau Teller, baru bisa dapet kartu peserta. Oh iya, biayanya belum tentu segitu. Ada beberapa pilihan biaya sesuai dengan fasilitas yang didapat (kayak hotel aja wkwk). Itu aku segitu soalnya ambil 5 pilihan jurusan. Ada yang 3, 5, sama 7 jurusan. Biaya masing-masing beda. Kenapa aku ambil 5? Simply because 5 yang di tengah. Coba pilihannya 3, 4, 5. Pasti milihnya 4 hahaha.



Nah, waktu hari H itu, aku berangkat sendiri dari Gresik naik motor. Iyalah, secara Surabaya sebelahan sama Gresik. Berangkat dari rumah jam 6. Perjalanan 1 jam, sampe di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) sekitar jam 7. Masih ada 1 jam, lumayan buat melepas lelah perjalanan sambil cuci mata hahahahahahahaha.


Tesnya ya gitu-gitu aja sih. 90 menit buat ngerjain Tes Nalar Sains. 120 menit untuk tes Nalar matematika dan Bahasa. Soalnya nggak jauh beda dari yang lain. Jujur nggak ada yang spesial sih waktu tes ini. Berangkat, ngerjain, pulang -.-


Setelah nunggu, akhirnya pengumuman itu datang juga. Ternyata aku keterima. Bukan pilihan satu atau pilihan dua, tapi pilihan lima (Teknik informatika Unsoed) hahaha. Tetep bersyukur sih. lagian juga informatika sebenernya inceran utama. Jadi sampai momen ini, aku diterima di 2 PTN. Antara UB dan Unsoed....

Friday, March 21, 2014

Long Road #11 : Selma UB


Gak kerasa Long Road ini udah sampe #11. Cerita disini juga kesekian kalinya aku mencoba mendapatkan satu bangku kuliah.Selma UB ini udah termasuk PTN yang terakhir dalam ngadain ujian mandiri, dan aku belum diterima dimana-mana saat itu. Gak banyak kesempatan tersisa. Aku nggak sendiri, ada 3 anak VECTOR (cowok semua) yang juga belum dapet kuliah. Kita bareng-bareng ikut Selma UB ini.


Seingatku, tes Selma UB ini mulai jam 7 pagi. Dengan keadaan rumah di Gresik, kayaknya berat kalo mesti berangkat hari H. Kita berempat (aku sama 3 lainnya) rundingan masalah ini. Ternyata ada yang punya saudara di Malang. Okedeh, kita berangkat H-1 dan nginep semalam di rumah saudaranya Faisal, VECTOR #5.


H-1. Kita kumpul di rumah Faisal habis maghrib, setelah itu langsung berangkat. Kita berempat diantar sama Steve Jobs. Hahaha, jelas bukan Steve Jobs asli. Ini sebutan dari Novan, VECTOR #16 ke ayahnya Faisal. Ya karena mirip aja sih sama mendiang pendiri Apple itu. 


Udah deh, balik ke cerita. Sebenernya nggak banyak yang bisa diceritakan. Perjalanan standar dari gresik menuju Malang. Jadi ya, aku banyak tidur hahaha. Oh iya, kita berangkatnya agak molor, sekitar jam 8-9 gitu. Karena molor, sampainya disana juga lebih larut. Jam 1--an kalo gak salah. Sampai rumahnya, langsung pada tidur.


Nah, besoknya kita agak molor lagi (perasaan kok molor terus -_-). Kita baru berangkat jam setengah 7, sedangkan tesnya mulai jam 7. Jaraknya juga nggak deket-deket amat. Ditambah saat itu kota Malang diserbu ribuan peserta tes Selma UB. Bisa kebayang deh macetnya gimana. Dan kita sampau kampus UB jam 7 kurang dikit. Setelah masuk gerbang, kita tanya kira-kira lokasi ujian di papanya faisal, kebetulan beliau juga lulusan UB. Dan kita semua mutusin buat jalan kaki ke ruang ujian. Kelamaan juga kalo mesti naik mobil. 


Sampai ruangan, peserta lain udah mulai masuk ruangan. Setelah basa-basi formalitas sebelum tes, soal pun dibagi. Ada sekitar 120 soal disitu. Sedikit beda dengan tes-tes lain, Selma UB hanya ada 1 sesi. Jadi kita ngerjakan 120 soal, diberi waktu selama 3 jam, 07:00 - 10:00 WIB. Bedanya lagi, Selma UB 2013 nggak ada sistem pengurangan nilai untuk jawaban yang salah. Jadi kalau nggak bisa, yauda isi aja terserah sambil berharap keberuntungan hahaha.


Setelah selesai, yaudah langsung pulang. Setelah nunggu, akhirnya sampai di hari H pengumuman. Di titik ini, entah kenapa aku nggak ada beban buat buka pengumuman di web. Mungkin udah terlalu sering ditolak universitas kali ya haha. Akhirnya sore itu aku buka pengumuman di web pengumuman.ub.ac.id, terpampanglah sebuah hasil.


Untuk pertama kalinya selama cari kuliah, webnya ngasih selamat, bukan minta maaf. Untuk pertama kalinya juga, ada tulisan warna ijo, bukan lagi abu-abu atau merah. Gemeter aku pertama lihat itu. Antara percaya dan tidak, aku refresh lagi halamannya, dan ternyata nggak ada perubahan. Aku panggil orang tua. Begitu mama tau, beliau langsung sujud syukur di sebelah laptop :') Bahagia. Satu kata yang bisa mewakili perasaan saat itu. Bukan hanya karena dapat kuliah, tapi juga bisa melihat orang tua bahagia. 


Sampai aku nulis inipun, perasaan saat itu masih kerasa. Perasaan bahagia sekaligus lega yang sepertinya hanya terjadi sekali. Buat yang sudah pernah mengalami, bisa mengingat kembali bagaimana perasaan ketika mendapatkan kuliah dulu. Untuk yang masih sekolah, kelak kalian pasti merasakan gimana senengnya dapet kuliah. Besar kecilnya perasaan itu tergantung seberapa besar usaha kalian.


"Semakin sulit perjuangannya, semakin besar kemenangannya." - Thomas Paine

Monday, February 17, 2014

Long Road #10 : UM UGM (Bagian Kelima)


Kalau ujian-ujian lain, selesai ngerjakan soal langsung pulang. Kalau ini? Nggak boleh dong ! Masak jauh-jauh ke Jogja nggak menikmati Jogja dulu? Hahaha. Kalau kamu yang baca ini udah baca dari bagian pertama, pasti tau tujuan kita mau kemana. Yup, MALIOBOROOO hahahaha.



Habis shalat Dhuhur di basecamp (Masjid UGM, Red), langsung bergerak menuju arah Malioboro. Oiya, Nurdin (Member Vector #17) juga ikut UM UGM tapi dia nggak ikut perjalanan dari awal. Karena H-1 UM UGM, dia tes di Surya University (Perguruan Tinggi punya Prof. Yohanes Surya). Aku juga baru ketemu pas duduk-duduk di masjid UGM setelah ujian. Yah, "rombongan" sekarang bertiga, aku, Novan, dan Nurdin. Kita sebut diri kita sendiri "3 idiots" wakakaka 


Oke lanjuuutt. Setelah shalat dhuhur, kita bertiga keluar komplek kampus UGM mau ke stasiun pesen tiket kereta (baru pesen di hari H). Berhubung kita nggak ada yang tahu jalan, kita nyari taksi. Oh iya, taksi di Jogja lumayan susah nyarinya. Jumlahnya dikit banget. Setelah sukses keluar kampus, tiba-tiba ada taksi lewat, dan kosong. Weh, sepertinya ini hari kita hahahaha


Singkat kata, kita sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta. Masuk, lihat layar, ternyata tiket hari itu udah habis. Okeh, pulang naik bis. Tapi sebelum itu, panggilan Malioboro terlalu sulit untuk diabaikan. Belum ke Jogja kalau belum ke Malioboro hahaha


Yah, kita jalan-jalan di jalan Malioboro. Tujuan utamanya sih cuma jalan-jalan, nggak ada yang mau dibeli. Jadi ya, jalan-jalan aja :| Beneran waktu itu geje abis jalan-jalan bertiga di malioboro. Jalan dari sisi stasiun, terus sampe alun-alun. Kalau diingat-ingat lagi, sebenernya udah lemes nih kaki, tapi entah kenapa jalan-jalan bareng temen itu gak ada capeknya :D Sekalian istirahat, kita shalah ashar di Masjid Gede Kauman Yogyakarta.




Setelah capeknya (sedikit) mereda, kita kembali "berpetualang". Kali ini bingung mau kemana, 3 idiots memutuskan tanya Pak Becak. Aku lupa waktu itu anak-anak tanya apaan, yang pasti kita bertiga naik satu becak. Well, normalnya becak diisi 2 orang dewasa. Sedangkan kita ini 3 anak tanggung (itung aja dewasa) jadi satu. Jadi ya gitu, kruntelan (entah apa Bahasa Indonesia untuk kata yang satu ini hahaha). 


Bertiga, kita kruntelan keliling sedikit Kota Jogja. Dibawa bapaknya ke tempat jual baju. Emang dari awalnya nggak minat belanja, aku cuma duduk aja. Sampai akhirnya sesi kruntelan berakhir di depan Masjid Gede Kauman. Waktu itu udah mau maghrib, jadi kita mutusin buat bertamu ke rumah Allah, nunggu maghrib sekalian numpang melemaskan otot-otot kaki.


Setelah menunaikan ibadah 3 rakaat, kita lanjut. Kali ini kita jalan kaki, buat nyari taksi. Udah malem bro, kangen mama papa di rumah #halah. Ternyata meskipun destinasi wisata, cari taksi di malioboro gak segampang cari bule cewek pake tanktop. Jumlahnya dikit banget, kalaupun ada biasanya udah ada isinya. Setelah mencari dengan gigih dan mempertaruhkan segenap jiwa raga, akhirnya dapet juga taksi yang kosong. Meluncur ke terminal~


Sebelum masuk terminal, ngisi perut dulu :D Setelah kenyang, masuk terminal dan nyari bis jurusan Surabaya. Dapet, naik, duduk, dan tepat pukul 20:00 berangkat. Aku masih inget banget itu bis patas PO Eka, harganya 82 ribu (Jogja - Surabaya) dan dapat makan di Madiun (kalo gak salah).

Friday, January 24, 2014

Gaming Machine Idaman

Tempo hari aku menjelajah YouTube. Iseng aja nyari video-video tentang aerodinamika F1, mulai dari front wing, sidepod, rear wing, sampai diffuser (meskipun nggak semuanya bisa mudeng haha). Sebagai pecinta F1, aku selain cari tahu gimana mobil F1 bekerja, aku juga nyari game F1 :D (apalagi aku cowok, game abis dah hahaha). Biasanya aku main F1 cuma pake keyboard, itupun spek laptop kurang mendukung jadi sering nyendat (macet, red) -__-. Dan main pake keyboard ini level yang sangat basic. Diatas level ini ada yang main pake controler yang ada steering wheel dan pedal (aku gatau namanya). Tapi, steering wheel yang ini masih lingkaran (standar kendaraan pada umumnya). Ini yang bikin sensasi F1-nya kurang terasa haha.


Gaming machine dibawah ini JAUH LEBIH KEREN daripada pake controler yang setir lingkaran, apalagi cuma pake keyboad -__-.  Lihat sendiri aja biar puas :D Ini di sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia.



Keren kan?! 3 layar monitor memberikan hampir 180 derajat view, driver perspective. Steering wheel benar-benar menyerupai steering wheel yang dipakai tim F1 (dalam video ini Ferrari). Sensasi shifting dengan jari tidak bisa didapat dari setir lingkaran. Ditambah lagi accelerating menggunakan pedal, sensasi naik F1 jadi lebih real. Seakan-akan ini bukan sebuah konsol game, tapi simulator F1. Meskipun nggak secanggih milik tim-tim F1, alat ini cukuplah untun bikin pecinta F1 ngiler, termasuk aku :~ haha.


Terakhir, yang tahu ini bisa beli dimana, komen ya ;) Nanti aku bilang ke penjualnya hahaha



Monday, January 6, 2014

Long Road #9 : UM UGM (Bagian Keempat)


Dari sekian banyak bagian dari postingan UM UGM, mungkin ini yang paling penting. Soalnya ya di bagian ini tentang tesnya. Bagian satu - tiga itu kan pembuka hehe.


Seingatku tes mulai jam 7. Jadi idealnya berangkat dari masjid sekitar jam 6. Lumayan pagi buat tes-tes semacam ini. Tapi akuu gak kuatir, toh ada alarm berjalan (Novan, Red) hahaha. Jadilah kita bangun sekitar shubuh, shalat jamaah, dan melakukan aktivitas pagi (saya rasa cukup jelas). Sekitar setengah 6 kita udah keluar dari masjid, mau cari makan dulu. Di jalan arah gedung ujian, akda warung yang buka. Jadi makan disitu.


Pas kita datang, warung ini udah agak rame dan sepertinya yang lain juga mau ngisi perut sebelum tes. Tapi ternyata, nasi dan beberapa lauknya belum siap. Padahal tes mulai jam 7 dan kalau nggak salah sampai siang, jam 12-an. Tereeeng ! Dan setelah tau faktanya kayak gitu, semua mata tertuju pada rice cooker. Tiap rice cooker di buka dan nasinya siap, selalu ada suara-suara "Mbak, saya nasi pecel" "Mbak saya lauk ayam" "Mbak saya nasi sama sambel" "Mbak, nikah yuk?" dan mbak-mbak lain (?).  Setelah sekitar 45 menit nunggu, akhirnya pesanan datang juga dan langsung dilahap. Agak nggak nyaman sih. Selain dikejar waktu, nasinya juga puanas brooooo. Tapi yaweslah, daripada nanti ngerjain soal sambil didemo sama perut -_- Setelah habis, langsung cabut ke lokasi.


Untungnya aku udah tau lokasi ujian, jadi nggak muter-muter nyari dulu. dan sampai depan ruangan, ternyata masih dikunci (belum mulai). Thank God ! Buat nunggu dibuka sambil nenangin diri, duduklah aku di kursi dekat ruangan dan lihat kanan kiri, siapa tahu pulang dapet pacar. Mulai ngawur, skip skip skip. Setelah masuk ruangan, ngeluarin alat tulis, nomor peserta, masukin HP ke tas, dan naruh tas di depan (prosedur standar). Dan inti dari semua ini, ngerjakan soal !


UM UGM ini seingatku dibagi jadi 2 sesi. Sesi yang pertama itu soal-soal kemampuan IPA, yang soal-soalnya berceceran di toko-toko buku. Terus sesi yang kedua itu sejenis Tes Potensi Akademik (TPA) kalau di SBMPTN. Jadi soal-soal yang sering keluar di tes-tes psikologi. Uniknya "tes psikologi" di UGM ini nggak ada referensinya di toko-toko buku dan soal-soalnya juga sepertinya hasil modifikasi pihak UGM. Jadi, benar-benar terlihat mana yang otaknya tajam (menurutku sih hehe).


Oke, balik ke soal. 5 menit, 10 menit, 15 menit masih belum terjadi reaksi apa-apa. Sekitar 30 menit setelah ujian dimulai, reaksi gelisah mulai muncul. Mulai dari pusing, mual, bibir pecah-pecah, sampai ketuban pecah.


Grady nggak selucu ini haha


Oke, mungkin gambar terakhir ini sedikit berlebihan. Soalnya kalau udah nggak bisa, biasanya aku lihatin wajah-wajah serius peserta lain. Kalau lagi beruntung, bisa nemuin satu wajah bingung, dan itu selalu jadi hiburan tersendiri kalau lagi ujian hahaha.


Okeoke, sepertinya nggak ada lagi yang seru di ujian IPA. Lanjut ke "psikotes". Pas ngerjakan psikotes, rasanya itu kayak pendinginan. Yah, mungkin nggak bener-bener pendinginan juga. Soal yang benar-benar baru kadang butuh waktu lebih untuk bisa menemukan pola-polanya. Tapi kalau dibandingkan soal-soal pada sesi ujian IPA, keduanya nggak bisa dibandingkan. Kan beda bidang broo hehe. Oiya, soal-soal sesi ini kan nggak ada referensinya di toko buku. Bisa dimaklumi karena setelah ujian, soal-soalnya dikumpulkan ke pengawas lagi. jadi lebih terjamin lah keamanannya.


Well, itu dia pengalaman waktu ngerjakan UM UGM. Bisa? Yah, mungkin sama dengan ujian-ujian yang lain. Yakin? Harus yakin dong :D hahaha. Ujiannya emang udah selesai. Tapi perjalanan "3 idiots" belum berakhir. Hari itu masih ada 12 jam. Terlalu sayang jika langsung pulang ke Gresik :D