Monday, January 6, 2014

Long Road #9 : UM UGM (Bagian Keempat)


Dari sekian banyak bagian dari postingan UM UGM, mungkin ini yang paling penting. Soalnya ya di bagian ini tentang tesnya. Bagian satu - tiga itu kan pembuka hehe.


Seingatku tes mulai jam 7. Jadi idealnya berangkat dari masjid sekitar jam 6. Lumayan pagi buat tes-tes semacam ini. Tapi akuu gak kuatir, toh ada alarm berjalan (Novan, Red) hahaha. Jadilah kita bangun sekitar shubuh, shalat jamaah, dan melakukan aktivitas pagi (saya rasa cukup jelas). Sekitar setengah 6 kita udah keluar dari masjid, mau cari makan dulu. Di jalan arah gedung ujian, akda warung yang buka. Jadi makan disitu.


Pas kita datang, warung ini udah agak rame dan sepertinya yang lain juga mau ngisi perut sebelum tes. Tapi ternyata, nasi dan beberapa lauknya belum siap. Padahal tes mulai jam 7 dan kalau nggak salah sampai siang, jam 12-an. Tereeeng ! Dan setelah tau faktanya kayak gitu, semua mata tertuju pada rice cooker. Tiap rice cooker di buka dan nasinya siap, selalu ada suara-suara "Mbak, saya nasi pecel" "Mbak saya lauk ayam" "Mbak saya nasi sama sambel" "Mbak, nikah yuk?" dan mbak-mbak lain (?).  Setelah sekitar 45 menit nunggu, akhirnya pesanan datang juga dan langsung dilahap. Agak nggak nyaman sih. Selain dikejar waktu, nasinya juga puanas brooooo. Tapi yaweslah, daripada nanti ngerjain soal sambil didemo sama perut -_- Setelah habis, langsung cabut ke lokasi.


Untungnya aku udah tau lokasi ujian, jadi nggak muter-muter nyari dulu. dan sampai depan ruangan, ternyata masih dikunci (belum mulai). Thank God ! Buat nunggu dibuka sambil nenangin diri, duduklah aku di kursi dekat ruangan dan lihat kanan kiri, siapa tahu pulang dapet pacar. Mulai ngawur, skip skip skip. Setelah masuk ruangan, ngeluarin alat tulis, nomor peserta, masukin HP ke tas, dan naruh tas di depan (prosedur standar). Dan inti dari semua ini, ngerjakan soal !


UM UGM ini seingatku dibagi jadi 2 sesi. Sesi yang pertama itu soal-soal kemampuan IPA, yang soal-soalnya berceceran di toko-toko buku. Terus sesi yang kedua itu sejenis Tes Potensi Akademik (TPA) kalau di SBMPTN. Jadi soal-soal yang sering keluar di tes-tes psikologi. Uniknya "tes psikologi" di UGM ini nggak ada referensinya di toko-toko buku dan soal-soalnya juga sepertinya hasil modifikasi pihak UGM. Jadi, benar-benar terlihat mana yang otaknya tajam (menurutku sih hehe).


Oke, balik ke soal. 5 menit, 10 menit, 15 menit masih belum terjadi reaksi apa-apa. Sekitar 30 menit setelah ujian dimulai, reaksi gelisah mulai muncul. Mulai dari pusing, mual, bibir pecah-pecah, sampai ketuban pecah.


Grady nggak selucu ini haha


Oke, mungkin gambar terakhir ini sedikit berlebihan. Soalnya kalau udah nggak bisa, biasanya aku lihatin wajah-wajah serius peserta lain. Kalau lagi beruntung, bisa nemuin satu wajah bingung, dan itu selalu jadi hiburan tersendiri kalau lagi ujian hahaha.


Okeoke, sepertinya nggak ada lagi yang seru di ujian IPA. Lanjut ke "psikotes". Pas ngerjakan psikotes, rasanya itu kayak pendinginan. Yah, mungkin nggak bener-bener pendinginan juga. Soal yang benar-benar baru kadang butuh waktu lebih untuk bisa menemukan pola-polanya. Tapi kalau dibandingkan soal-soal pada sesi ujian IPA, keduanya nggak bisa dibandingkan. Kan beda bidang broo hehe. Oiya, soal-soal sesi ini kan nggak ada referensinya di toko buku. Bisa dimaklumi karena setelah ujian, soal-soalnya dikumpulkan ke pengawas lagi. jadi lebih terjamin lah keamanannya.


Well, itu dia pengalaman waktu ngerjakan UM UGM. Bisa? Yah, mungkin sama dengan ujian-ujian yang lain. Yakin? Harus yakin dong :D hahaha. Ujiannya emang udah selesai. Tapi perjalanan "3 idiots" belum berakhir. Hari itu masih ada 12 jam. Terlalu sayang jika langsung pulang ke Gresik :D

No comments:

Post a Comment