Monday, September 9, 2013

Long Road #3 : SBMPTN


Nah, ini dia fase kedua dalam memperebutkan kursi di PTN. Setelah gagal di SNMPTN (baca: Long Road #2 : SNMPTN), aku mendaftarkan diri di jalur ini. Persaingan disini nggak semakin mudah. Selain bersaing melawan sesama angkatan 2013, aku juga harus melawan kakak-kakak kelas angkatan 2011 dan 2012. Mereka yang nggak dapat kursi PTN, atau yang kurang puas dengan jurusan mereka, kebanyakan akan "mengeroyok" jatah kursi bagi angkatan 2013. Persiapkan diri.


Setelah kegagalan di SNMPTN, aku melakukan banyak evaluasi. Aku mencari dimana letak kesalahanku. Bukan untuk diratapi, tapi dijadikan pelajaran. Jangan sampai dua kali jatuh di kesalahan yang sama. Dari sekian banyak evaluasi, semua mengerucut menjadi satu kesimpulan. "Keringat(usaha)ku belum cukup untuk mendapatkan kursi di PTN". Berdasarkan kesimpulan tersebut, semuanya harus lebih digenjot di SBMPTN. Selain itu, aku juga ngerasa, waktu yang mepet (antara pengumuman SNMPTN dan pelaksanaan SBMPTN) nggak akan cukup buat aku, biar keringatku bisa buat masuk kampus idaman, ITB. Karena ini, aku milih ITS sebagai destinasi di SBMPTN (padahal grade sama-sama tinggi hehe). Tapi masih tetap, teknik informatika yang jadi pilihan pertama :D Pilihan kedua teknik industri, ketiga teknik mesin.


Kartu Peserta SBMPTN

Itu kartu pesertaku. Datanya lengkap disitu, jadi gausah dijelasin lagi. No HP nggak dipublish, tanya ke empunya langsung aja #eh hahaha.Kartu peserta itu salah satu perbekalan yang aku bawa ke medan pertempuran dibawah.


Medan Pertempuran

Foto diatas adalah "medan pertempuran"ku di SBMPTN. Ya, salah satu kampus yang terletak di Surabaya Timur, Stikom. Aku nggak berjuang sendirian, Nurdin juga bertempur di kampus ini (aku lantai 3 gedung biru, Nurdin lantai 4 gedung merah). Dan selama 2 hari pelaksanaan, kita berangkat bareng (udah kayak saudara ya wkwk). Sebenarnya pelaksanaan SBMPTN nggak jauh beda dari pelaksanaan tes-tes lain. Datang - menunggu - masuk ruang - isi biodata -  mengerjakan - pulang. Standar kan? Yang berkesan mungkin jam berangkat dari rumah (aku selama 2 hari PP Surabaya-Gresik). Dengan asumsi bahwa ribuan pejuang SBMPTN akan masuk Surabaya pada waktu yang bersamaan, kemungkinan besar macet. Karena itu aku (sama Nurdin) berangkat habis shubuh. Ya lumayan, di jalan itu dingin-dingin gimana gitu hahaha.



  • Hari Pertama

Di hari pertama, yang diujikan adalah TPA (Tes Potensi Akademik) dan Kemampuan Dasar (Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris). Kalau membandingkan bobot, sepertinya hari pertama ini digunakan untuk pemanasan sebelum hari kedua. Tapi meski "cuma" pemanasan, tetap ada mapel yang menjadi titik lemah. Kalau mayoritas mengeluhkan matematika dasar, justru aku lemah di Bahasa Indonesia -_-. Entahlah, jawaban Bahasa Indonesia sering bikin bingung. Dan akhirnya juga nggak diisi karena ragu -___-


  • Hari Kedua

Nah, ini dia. Hari kedua, jadwalnya ujian kemampuan IPA (Matematika IPA, Fisika, Kimia, dan Biologi) / kemampuan IPS (Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi). Nah, ibarat game, hari kedua ini kalian akan ngelawan big boss. Karena hampir 100% akan setuju, kalau ujian di hari kedua lebih sulit daripada hari pertama. Karena hal ini juga, banyak bimbingan belajar yang lebih fokus pada ujian hari kedua daripada hari pertama.



Nggak ada tips khusus buat SBMPTN ini. Standar aja, LATIHAN. Soal SBMPTN ini kan tes tertulis, dan seleksi apapun yang tertulis pasti butuh latihan. Yah, mirip sama pepatah "Tak kenal maka tak sayang" gitu deh. Selain latihan, aku pakai ilmu "Datang, Kerjakan, Lupakan". Jadi setelah keluar dari ruangan, permasalahan selama pengerjaan (bingung, lupa rumus, pusing, kebelet kentut, dll) hanya tinggal kenangan. Saking dilupakanya, ketika koran ***** ngeluarin kunci jawaban resmi, aku nggak lihat. Biar hasilnya nanti menjadi sebuah kejutan :D hehe


Dan memang Tuhan memberikan apa yang telah kita persiapkan. Pada hari pengumuman, kejutan itu muncul. Tadaaaaa !



Sekali lagi, kata "maaf" terpampang dengan jelas di layar pengumuman. Ya, sekali lagi aku gagal mendapatkan sebuah kursi di PTN. Gimana rasanya? Jujur kecewa, tapi aku udah ngasih yang terbaik. Jadi apapun hasilnya, itu yang terbaik :D Pengalaman di SNMPTN benar-benar membantu. Butuh waktu sekitar 1-2 jam, "luka" ini sudah terobati. Setelah lukanya sembuh, langsung deh cari jalan lain. 


"Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving" - Albert Einstein



Habis ini cerita di ujian-ujian mandiri. Percaya sama aku, cerita dan pengalaman ujian mandiri itu JAUH LEBIH SERU daripada SBMPTN, apalagi SNMPTN :D

No comments:

Post a Comment