Wednesday, September 4, 2013

Long Road #2 : SNMPTN

Ini dia gerbang pertama menuju PTN idaman. Mulai tahun 2013, seluruh lulusan SMA/sederajat dapat mengikuti jalur ini. Jadi pesaingnya, ya seangkatan seluruh Indonesia. Jalur ini juga jalur yang paling diingini hampir seluruh pendaftar. Alasannya simpel, tanpa tes (nggak perlu belajar lagi). Selain itu, biaya kuliah (UKT) mahasiswa yang masuk lewat jalur ini umumnya lebih murah dari jalur lainnya.


Karena semua bisa ikut dan tidak dipungut biaya (gratis), aku ikut jalur ini (toh nothing to lose juga). Awalnya, sekolah input nilai-nilai di rapot ke PDSS (Pangkalan Data Sekolah dan Siswa). Nilai-nilai inilah yang akan "mewakili" kita berjuang. Setelah sekolah selesai input, biasanya tiap siswa dianjurkan untuk mengecek ulang nilai yang telah di input. Ini untuk meminimalisir kemungkinan kesalahan input nilai yang bisa berujung pembatalan penerimaan mahasiswa baru (serem kan). Nah, setelah semua urusan PDSS selesai, siswa log in ke website SNMPTN. Disitu siswa mengisi data diri dan memilih jurusan pilihannya. Tahunku (2013), setiap siswa bisa milih maksimal 2 PTN, maksimal 2 jurusan di tiap PTN. Jadinya bisa milih 4 jurusan. Berhubung aku pengen masuk informatika, aku milih yang berhubungan dengan itu. Lihat kartu pesertaku aja deh biar jelas :D



Nah, itu kertu pesertaku di SNMPTN. Teknik informatika emang jadi bidikan utama. Pilihan kedua biasanya teknik mesin. Ini usul dari papaku yang dulu juga lulusan teknik mesin. Kalau melihat pilihan diatas, kebanyakan pasti mikir "Gile lu ndro, STEI sama informatika ITS itu gradenya tinggi banget" (sumpah banyak yang dulu bilang gini). Sekali lagi, di postingan sebelumnya aku udah bilang buat nggak main aman, apalagi ini jalur pertama. Aku ingin kampus terbaik. Aku nggak mau hanya main aman. Rata-rata nilai rapotku sekitar 86, jadi mungkin aku "bonek" untuk memilih STEI sebagai pilihan pertama. Tapi gak masalah, aku mengambil resiko itu. Seseorang pernah bilang "Berhati-hatilah ketika engkau merasa puas (aman), itu bisa menjadi awal kehancuranmu"


Oh iya, jika mendaftar melalui jalur ini, banyak guru yang menyarankan untuk memilih jurusan dimana terdapat kakak kelas yang berada di jurusan tersebut. Oke, itu nggak salah. Tapi juga nggak selamanya benar. Ada beberapa universitas yang hanya melihat nilai rapor. Mereka mengabaikan beberapa faktor di luar nilai rapot (akreditasi sekolah, adanya kakak kelas atau tidak, prestasi kakak kelas, dll). Mungkin apa yang aku tulis ini tidak diperkuat data valid. Tapi pengalaman di PTN pilihan satu, ditambah diskusi dengan beberapa kawan menghasilkan kesimpulan yang berwarna merah.


Setelah daftar, lumayan lama sampai hari pengumuman. Saat hari itu tiba, ini yang aku temukan pada layar monitor



Gimana rasanya? DOWN ! Mungkin ini titik terendah dalam 11 tahun perjalananku di pendidikan Indonesia. Aku buka pengumuman itu waktu maghrib, dan semalaman pikiranku kacau. Oke, aku galau malam itu. Untuk sedikit melupakan pengumuman itu, aku online di social media. Aku cari kabar dari kawan-kawan VECTOR. Ternyata dari 20, 8 anak lolos di jalur ini. Dan kabar gembira ini belum mengobati luka. Aku offline, dan mencoba tidur. Ternyata nggak semudah itu. Aku naik ke kasur jam 20.00, tapi baru bisa tidur jam 22.30. Selama 2,5 jam aku cuma berguling diatas kasur dengan pikiran kacau. Akhirnya aku tidur, dengan harapan mentari pagi bisa membawa harapan baru.


Keesokan harinya, bangun seperti biasa. Aku terdiam beberapa menit, dan aku ingat komitmen yang aku buat sendiri "Galau TIDAK BOLEH lebih dari semalam". Dan pagi itu juga, semangat itu kembali muncul dan membara. Next target : SBMPTN !


"Bukan hanya pahlawan yang mati satu, tumbuh seribu. Semangat juga harus begitu !" ;-)

No comments:

Post a Comment